Tuntut Pengurus Kontrak Freddy Lagi SURABAYA - Berkurangnya kekuatan Persebaya akibat keputusan efisiensi dana memancing reaksi suporter. Mereka yang tergabung dalam Yayasan Suporter Persebaya (YSS) kemarin (22/12) menggeruduk mes Persebaya di Jalan Karanggayam, Surabaya. Aksi tersebut dilakukan sekitar pukul 16.00. Sekitar 100 suporter bernyanyi di depan halaman mes Persebaya sambil menggelar tiga spanduk bertulisan dukungan kepada tim berjuluk Green Force itu. Tulisan di spanduk tersebut, antara lain, Ayo Bersama-sama Kita Selamatkan Persebaya. Sesekali mereka juga menyelingi nyanyian dengan orasi beberapa suporter. Dalam orasi yang mereka suarakan, para suporter yang berkostum hijau tersebut meminta pengurus menjelaskan secara langsung terkait dengan pemutusan pelatih Freddy Muli dan enam pemain Persebaya. Selain itu, para suporter menyuarakan kekecewaan atas lepasnya Freddy dari Persebaya. Mereka menganggap, pengurus paling bertanggung jawab atas lepasnya Freddy. ''Kan, mereka sudah tahu kalau durasi kontrak Om Freddy hanya 10 bulan. Mengapa mereka tidak memperpanjang sejak dulu?'' kata Hasyim, ketua koordinator aksi tersebut. Soal sosok Mursyid Efendi yang berpeluang menggantikan posisi Freddy, Hasyim menganggap belum saatnya. ''Bukan saya meremehkan Mursyid. Tapi, kalau sekarang dia menjadi pelatih kepala, itu belum saatnya,'' ujar Hasyim. Sebenarnya, Hasyim memahami bahwa melepas sejumlah orang penting di tim Persebaya berpeluang menghemat kas tim kebanggaan Kota Surabaya tersebut. Namun, lanjut Hasyim, hal itu juga bisa merugikan Persebaya. ''Jika Persebaya tidak lolos ke ISL (Indonesian Super League), itu akan menjadikan kerugian yang sangat besar bagi tim,'' ungkap Hasyim. Dia juga mengatakan bahwa para suporter sangat menginginkan Green Force meraih hasil maksimal di akhir kompetisi nanti. ''Saya tidak peduli siapa-siapa saja yang duduk di pengurus. Asalkan mereka berjuang demi Persebaya dan tim berprestasi bagus,'' tuturnya. Pada saat yang sama, Ketua Koordinator YSS Imron juga menyatakan telah menggalang dana dari para suporter. ''Dana ini memang tidak seberapa. Tapi, akan kami berikan kepada pengurus untuk membantu mencari dana yang lebih besar,'' ungkap Imron sambil menunjukkan uang yang menurutnya baru berjumlah Rp 300 ribu. Meski nilainya masih kecil, dia mengatakan bahwa jumlah sumbangan dari para suporter itu akan terus bertambah. ''Sebab, ini masih dari tiga korwil, yaitu Rungkut, Sidosermo, serta Boma (Bonek Mahasiswa). Sementara itu, di seluruh Surabaya ada sekitar 100 korwil,'' jelasnya dalam aksi yang berlangsung sekitar 40 menit tersebut. Penggalangan dana tersebut, menurut Imron, dilakukan dengan sukarela oleh para suporter. Selain dengan cara itu, dia menjelaskan bahwa penggalangan dana dilakukan dengan menjual stiker Persebaya. Namun, aksi suporter tersebut bertepuk sebelah tangan. Sebab, tidak ada seorang pun pengurus di mes kala demo itu dilakukan. Ketua Harian Cholid Ghoromah juga tidak mengetahui hal tersebut. ''Saya justru tahu dari Anda,'' katanya kepada Jawa Pos kemarin. Cholid belum bisa berkomentar soal aksi tersebut.
About Me
- fahmi setyansah amari
- saat ini masih aktif sebagai mahasiswa unair di fakultas ekonomi dan bisnis tepatnya jurusan d3 manajemen perkantoran
ini pak pelatih

Divaldo Aves
Selasa, 23 Desember 2008
Suporter Geruduk Persebaya
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/23/2008 12:16:00 AM 0 komentar
Saleh Tuntut Profesional
Pemain Green Force yang Bertahan SURABAYA - Pemutusan kontrak enam pemain Persebaya Surabaya oleh pengurus dirasakan cukup memengaruhi psikologi pemain lainnya. Bahkan, sebagian pemain sempat mengatakan belum tentu akan bermain dengan sepenuh hati di sisa durasi kontraknya. Namun, hal itu tak membuat Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar gentar. Dia justru menganggap sikap pemain tersebut sebagai hal yang kurang profesional. ''Itu terlalu mendramatisasi dan larut dalam problema yang ada,'' cetus Saleh kemarin (21/12). Di era sepak bola profesional, jelas dia, pemutusan kontrak bisa saja terjadi di klub mana saja. ''Pemain keluar masuk dalam suatu klub merupakan hal yang biasa," tandas Saleh. Ketika pemain bermain dengan setengah hati di sisa masa kontraknya, menurut Saleh, hal itu akan merugikan pemain sendiri. Dia menyatakan, hal tersebut sangat berpengaruh negatif terhadap reputasi mereka di era sepak bola profesional. ''Mana ada klub yang mau memakai jasa mereka bila mereka main asal-asalan," tutur dia.Di sisi lain, dengan tidak berupaya bermain maksimal, Saleh juga mempertanyakan nilai profesionalitas pemain itu. Selanjutnya, bisa saja hal tersebut memengaruhi perlakuan pengurus kepada si pemain. ''Kalau mereka main setengah hati, itu gampang. Kami juga membayar mereka dengan setengah hati," tegas pria yang juga anggota DPRD Jatim tersebut. Bahkan, dia pun tidak menutup kemungkinan bahwa pengurus dan manajemen akan bertindak tegas atas sikap tidak profesional itu. ''Kalau perlu, mereka yang bermain setengah hati tidak akan kami bayar. Mau nuntut ke pengadilan pun kami tidak takut," ancam Saleh. Untuk itulah, Saleh berharap agar para pemain tetap tampil maksimal di setiap laga Green Force, julukan Persebaya. Sebab, nama Persebaya bukan hanya kebanggaan satu pihak. Menurut dia, banyak pihak yang menyayangkan jika prestasi Persebaya jeblok. ''Kalau mereka memang bermain seperti itu, jalan keluar terbaik adalah saya serahkan keputusannya kepada suporter.'' Saleh lantas mengatakan bahwa sebenarnya Persebaya cukup melunak dengan keputusan memangkas jumlah pemain tersebut. Dengan langkah itu, wacana rasionalisasi gaji untuk mengurangi defisit pengeluaran Green Force per bulan akhirnya batal dilakukan. Sebagai gantinya, selain memotong jumlah pemain, pengurus meminta kelonggaran pembayaran gaji yang semestinya enam bulan menjadi sepuluh bulan. Menurut Saleh, hal itu merupakan langkah yang harus ditempuh demi menyelamatkan Persebaya. ''Itu demi menjaga kelangsungan Persebaya di kompetisi putaran kedua nanti," paparnya. Dia mengatakan, dengan melepas beberapa pemain, paling tidak Green Force bisa berhemat. ''Kami bisa menghemat sampai sekitar Rp 180 juta per bulan," sebut Saleh.Disinggung soal kekuatan tim, Saleh berharap agar Persebaya tetap mempertahankan prestasinya sebagai penghuni peringkat pertama wilayah timur. Sebab, dia masih meyakini, pelepasan enam pemain tersebut tidak akan banyak mengurangi kekuatan tim. Menurut Saleh, pemain yang dirasionalisasi adalah pemain yang sering menghuni bangku cadangan, kecuali kapten Bejo Sugiantoro. ''Sekarang lihat, Rustanto (Sri Wahono), Kurnia Sandy, Fachrudin, dan Jordie (Kartiko) jarang sekali bermain. Atas hal itu, dia tetap meyakini bahwa Persebaya akan lolos ke Djarum Indonesia Super League (DISL) musim depan.
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/23/2008 12:14:00 AM 0 komentar
Putu Gede Resmi Out
Gelandang I Putu Gede akhirnya resmi out dari Persebaya. Kepastian itu menyusul pertemuan Ketua Harian Persebaya Cholid Goromah dengan pemain kelahiran 1973 tersebut kemarin siang (21/12). Tanpa menyebut materi yang dibicarakan, Cholid mengatakan bahwa Putu telah resmi lepas dari Persebaya. "Soal Putu sudah beres. Tadi (kemarin, Red) kami sama-sama sepakat," ungkapnya. Tak banyak yang diungkapkan oleh Cholid sesudah pembicaraan itu. Dia hanya menjelaskan bahwa gelandang yang pernah dua kali membawa Arema juara Copa Indonesia tersebut telah sepakat dengan keputusan pengurus. Yakni, kebijakan memutus kontrak Putu dengan pembayaran dua bulan gaji terakhir plus satu kali gaji sebagai kompensasi. "Putu bersedia menerima keputusan tersebut," terangnya. Cholid menyatakan bahwa pengurus sangat berat hati memberlakukan keputusan itu. Sebab, menurut dia, Putu masih betah bersama-sama dengan tim kebanggaan masyarakat Surabaya tersebut. "Tapi, apa boleh buat, kondisi keuangan yang memaksa itu semua," paparnya. Ungkapan Cholid tersebut sekaligus menepis anggapan bahwa Putu dilepas pengurus hanya akibat faktor ketidaksenangan. "Itu murni disebabkan masalah keuangan," tegas dia. Sayang, Putu belum bisa dihubungi hingga tadi malam. Sebelumnya, pemain bertinggi badan 171 cm tersebut bersikeras bertahan di Persebaya meski pengurus telah memberikan surat keluar. Salah satu alasannya, antara pengurus dan Putu masih menemui jalan buntu terkait dengan pemutusan kontrak tersebut
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/23/2008 12:12:00 AM 0 komentar
Bejo Sugiantoro, setelah Meninggalkan Persebaya
Berharap Kapten Tim Mampu Jembatani Pemain dan Pengurus Lengan Bejo Sugiantoro selalu lekat dengan ban kapten Persebaya Surabaya sejak lama. Namun, ban kapten itu sekarang tak ada di lengannya. Siapakah pemain yang pantas menggantikan peran Bejo sebagai kapten Persebaya ?????
Setelah bertahun-tahun memperkuat Green Force, julukan Persebaya, bisa jadi Jumat sore lalu (19/12) merupakan saat yang berat bagi Bejo. Mantan libero tim nasional itu harus berpamitan dengan manajemen dan meninggalkan tim yang telah membesarkan namanya selama bertahun-tahun tersebut. Sejatinya, hal itu memang bukan yang pertama dialami defender timnas Primavera era 1990-an tersebut. Sebab, Bejo pernah meninggalkan Persebaya sekitar 2002. Kala itu dia hengkang ke PSPS Pekanbaru bersama Uston Nawawi dan Hendro Kartiko. Namun, kekuatan cintanya pada Green Force membuat dirinya kembali berbaju Persebaya sejak 2004. Bejo pun tidak pernah lepas lagi dari sejarah Persebaya dalam beberapa tahun belakangan. Karena hal itu pula, nama Bejo selalu diidentikkan dengan tim asal Kota Pahlawan tersebut. Pemain kelahiran 1977 itu pun terus dikenal sebagai ikon tim yang membanggakan kostum berwarna hijau tersebut. Bahkan, beberapa pemain juga menyatakan bahwa kehadiran Bejo di Persebaya cukup menjadi daya tarik tersendiri. Selain menjadi pilar lini belakang, kepemimpinan Bejo di dalam lapangan juga sudah teruji betul. Terus konsisten dalam permainan serta disiplin mengawal lini belakang. Namun, kepemimpinan Bejo di tim Persebaya musim ini harus berakhir di tengah jalan. Dengan alasan efisiensi dana, pengurus terpaksa melepas pemain bertinggi 173 cm tersebut. Siapakah yang nanti akan mengenakan ban kapten Persebaya?Terkait dengan hal itu, Bejo menyebut sejumlah kriteria. Menurut dia, selain menjadi pilar di dalam lapangan, kapten tim harus bisa memimpin di setiap kondisi di luar lapangan. Dia mencontohkan ketika pengurus mengeluarkan kebijakan rasionalisasi gaji pemain beberapa waktu lalu. Bagi Bejo, saat itu kapten tim seperti dirinya harus bisa menyampaikan unek-unek rekannya yang lain. ''Jadi, juga harus bisa menjadi kepanjangan mulut teman-teman satu tim,'' papar pemain yang biasa mengenakan nomor punggung 5 tersebut.Meski sudah tidak lagi berbaju Persebaya, Bejo masih menunjukkan loyalitasnya kepada Green Force. Dia mengatakan, ada beberapa pemain yang pantas mengenakan ban kapten Persebaya. Menurut dia, para pemain tersebut, di antaranya, Bobby Satria, Anderson da Silva, serta Javier Roca. Tiga pemain itu dinilai Bejo sebagai sosok pemain yang cukup mampu mewakili keinginan dan aspirasi teman-temannya. Selain itu, imbuh Bejo, tiga pemain tersebut yang selama ini menjadi bagian dari pilar Persebaya. Artinya, pemain itu juga bisa membantu mengatasi masalah di dalam dan di luar pertandingan. ''Jadi, selain dapat memimpin di dalam lapangan, dia juga bisa menyelesaikan masalah apabila terjadi di luar lapangan,'' tutur Bejo
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/23/2008 12:10:00 AM 0 komentar
Jumat, 19 Desember 2008
Freddy Minta Kepastian Perpanjangan Kontrak
Jumat, 5/12/2008 22:28 WIB
SURABAYA, JUMAT - Pelatih Persebaya Surabaya, Freddy Muli, yang kontraknya akan berakhir 21 Desember 2008, meminta kepastian perpanjangan kontrak. Pasalnya, sampai saat ini belum ada kejelasan meskipun pengurus sudah berkomitmen untuk terus menggunakan tenaganya hingga akhir musim.
Menurutnya, apabila sampai jatuh tempo kontraknya tidak ada pembicaraan, berarti manajemen Persebaya tidak memperpanjang tugasnya. Karena itu, dia siap hengkang.
"Saya tetap berpatokan pada kontrak dan kalau tidak ada tanggapan dari manajemen, sebagai pelatih profesional, saya akan pergi. Saya butuh kepastian hitam di atas putih," katanya.
Mantan pelatih PSMS Medan itu menandatangani kontrak pada 21 Februari 2008, saat Persebaya masih dipimpin Arif Afandi dengan durasi hingga 21 Desember 2008. Freddy dikontrak sekitar Rp 650 juta untuk menangani Persebaya
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/19/2008 05:47:00 PM 0 komentar
Seluruh Pemain Persebaya Tolak Rasionalisasi Gaji
Selasa, 9/12/2008 18:22 WIB
SURABAYA, SELASA - Langkah manajemen Persebaya Surabaya untuk menyakinkan pemain mengenai kebijakan rasionalisasi kontrak, tidak membuahkan hasil. Pasalnya, seluruh pemain sepakat menolak tawaran tersebut.
Hal itu disampaikan Manajer Persebaya Indah Kurnia, setelah mengadakan pertemuan tertutup dengan 24 dari 27 pemain dan jajaran pelatih di Wisma Eri Irianto (Mes Persebaya) Karanggayam Surabaya, Selasa (9/12). Ini merupakan batas akhir jawaban dari pemain soal kebijakan rasionalisasi.
Tiga pemain yang tidak hadir dalam pertemuan itu adalah Javier Roca, Andik Vermansyah dan Sofie Hermawan. Sedang dari jajaran manajemen, juga hadir Asisten Manajer Persebaya Saleh Hanifah dan Sekretaris Tim Supriyadi.
"Saya sudah menyampaikan secara gamblang soal konsep rasionalisasi yang diinginkan pengurus, tapi semua pemain menolaknya," kata Indah.
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/19/2008 05:45:00 PM 0 komentar
Ketua Persebaya Temui Pemain Jelaskan RasionalisasiSurabaya
- Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar bersikap sedikit melunak dan berencana menemui pelatih serta pemain untuk menjelaskan kebijakan rasionalisasi kontrak yang telah diambil pengurus.Hal itu dikemukakan Saleh Mukadar kepada wartawan di Surabaya, Jumat, menanggapi sikap emosional pelatih Persebaya Freddy Muli yang mempertanyakan kebijakan tersebut."Demi keutuhan Persebaya, saya berencana segera menemui mereka (pelatih dan pemain), meski sebenarnya masalah tersebut cukup dijelaskan oleh manajemen tim," katanya didampingi Ketua Harian Persebaya, Cholid Goromah dan manajer tim Indah Kurnia.Saleh Mukadar mengungkapkan kenapa dirinya tidak bersedia langsung menjelaskan kebijakan rasionalisasi kepada pelatih dan pemain, karena ingin menjaga profesionalitas organisasi atau klub.Sebagai ketua umum, lanjut Saleh, pihaknya tidak memiliki kewenangan mengatur tim dan hanya sebatas mengeluarkan kebijakan."Semua urusan dan komunikasi dengan tim diatur oleh manajemen yang sudah dibentuk. Kebijakan yang dikeluarkan pengurus disampaikan kepada manajemen dan kemudian diteruskan kepada pemain dan pelatih. Itu namanya profesional," katanya."Kalau saya harus langsung menjelaskan kepada pemain, nanti ada anggapan saya telah melangkahi manajemen tim. Tapi, saya bersama manajemen siap menemui mereka," tambah Saleh.Ketua Komisi E DPRD Jatim itu sempat terpancing dengan pernyataan keras Freddy Muli soal ketidakjelasan rasionalisasi dan keterlambatan pembayaran gaji selama dua bulan terakhir.Bahkan, Saleh Mukadar balik mengeluarkan pernyataan keras agar mereka yang tidak setuju kebijakan pengurus Persebaya untuk angkat kaki."Sebenarnya komunikasi pengurus dan manajemen berjalan cukup baik, hanya perlu diintensifkan lagi," ujarnya.Terkait rasionalisasi, Saleh Mukadar mengatakan kalau kebijakan itu diambil untuk menyelamatkan keuangan Persebaya yang terus mengalami defisit.Sejak pembentukan tim pada April hingga Oktober lalu, pengurus Persebaya harus menanggung utang sekitar Rp1,5 miliar untuk biaya operasional tim.Setiap bulan, manajemen Persebaya harus mengeluarkan dana hampir Rp1 miliar untuk berbagai keperluan, mulai gaji pemain, pelatih dan ofisial hingga berbagai keperluan lainnya."Sementara pemasukan kita dari sponsor dan tiket pertandingan tidak sampai setengahnya. Jadi selama ini kami nombok terus untuk menutupi kekurangan dan kalau terus-menerus begini, kami bisa bangkrut," jelasnya.Dengan rasionalisasi kontrak yang besarannya antara 15 hingga 30 persen, beban keuangan Persebaya bisa lebih ringan."Paling tidak untuk gaji pemain, bisa dihemat sekitar Rp300 juta dari Rp630 juta yang dibayarkan setiap bulan. Itu pun kami masih nombok, tapi tidak terlalu besar seperti sebelumnya," kata Saleh Mukadar.(*)
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/19/2008 05:44:00 PM 0 komentar
Batal Rasionalisasi, Persebaya Jual Tujuh Pemain
Batal lakukan rasioPersebaya Surabaya memutuskan tidak melakukan rasionalisasi kontrak dan gaji pemain seperti yang sempat diwacanakan sebelumnya. Sebagai gantinya, pengurus Bajul Ijo menggantinya dengan kebijakan menjual tujuh dari 27 pemainnya.Hal tersebut dilakukan guna mengurangi beban biaya operasional klub dalam mengikuti kompetisi putaran kedua divisi utama Liga Indonesia 2008/09, menyusul krisis finansial yang melanda tim kebanggaan warga Kota Surabaya ini. "Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang, kami memutuskan tidak ada rasionalisasi kontrak dan gaji pemain. Tapi kami terpaksa harus menjual tujuh pemain," jelas ketua harian Persebaya Cholid Goromah kepada wartawan, usai mengadakan pertemuan dengan jajaran pengurus dan manajemen tim di Surabaya, kemarin (11/12).Lebih lanjut, Cholid yang didampingi manajer tim Persebaya Indah Kurnia, asisten manajer Saleh Hanifah dan bendahara Hendri Suhariyanto menambahkan, keputusan menjual tujuh pemain itu dipastikan tidak akan mengurangi kekuatan tim. Sayang, Cholid dan manajemen tim Persebaya masih menutup rapat siapa saja tujuh pemain yang akan dijual. Tapi dari informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, tujuh pemain yang harus "angkat koper" dari Persebaya itu adalah mereka yang memiliki nilai kontrak cukup besar."Mengenai siapa saja tujuh pemain yang kena rasionalisasi itu, belum kami putuskan karena masih akan dibahas lebih lanjut dengan manajemen tim. Tapi gambarannya sudah bisa diketahui. Secepatnya hal ini akan kami sampaikan kepada pelatih untuk dilaksanakan," tandas Cholid.nalisasi gaji dan kontrak, Persebaya putuskan menjual tujuh pemainnya.
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/19/2008 05:36:00 PM 0 komentar
Lepas Enam Pemain
Purwanto Masih Dipertimbangkan SURABAYA - Pengurus Persebaya akhirnya mengumumkan nama-nama pemain yang akan dilepas. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Harian Persebaya Cholid Ghoromah di mes Persebaya kemarin (18/12). Ternyata, hanya enam pemain yang diberi status bebas. Antara lain, Bejo Sugiantoro, Kurnia Sandy, Jordie Kartiko, Fachrudin, Rustanto Sri Wahono, dan I Putu Gede. Keputusan itu berbeda dengan pernyataan pengurus sebelumnya. Sebab, selama ini publik mengetahui bahwa ada tujuh pemain yang bakal dilepas. "Purwanto masih kami pertimbangkan karena kondisinya sedang cedera. Nanti kami lihat, apakah dia bisa bermain di putaran kedua atau tidak," papar Cholid saat konferensi pers kemarin.Dia mengatakan, pengurus menyerahkan keputusan kepada Purwanto, yakni tetap di Persebaya atau lepas. Sebelum menemui wartawan, pengurus dan manajemen lebih dulu mengadakan pembicaraan tertutup dengan para pemain tersebut. Seusai pertemuan itu, manajer Persebaya Indah Kurnia terlihat berlinang air mata. "Nggak ada apa-apa kok," elaknya saat ditanya kenapa dia menangis.Sebelumnya, para pemain itu sebenarnya akan dilepas dengan status pinjaman ke klub lain. Namun, karena pertimbangan tertentu, akhirnya mereka diberi status bebas. "Mereka ingin dibebaskan saja dari Persebaya. Ya sudah, kami mengabulkan permintaan mereka. Mereka tidak mau dicarikan klub baru oleh pengurus," tutur Indah.Cholid menambahkan, ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi dipilihnya enam pemain tersebut. "Beberapa pemain memang meminta keluar dari Persebaya karena merasa tidak cocok dengan kebijakan pengurus," terangnya. Dia juga mengatakan, 20 pemain yang tersisa akan dipertahankan sampai kontrak mereka habis. Sementara itu, enam pemain yang dilepas enggan berkomentar kepada wartawan. "Aku no comment. Lagi pula, apalagi yang mau ditanyakan? Terdakwanya kan sudah jelas," ucap Bejo, bek Persebaya. Dia juga tidak menjelaskan akan berlabuh di mana setelah lepas dari Persebaya. "Habis ini, ya saya pulang ke rumah," katanya dengan nada bercanda. Lalu, siapa pelatih pengganti Freddy Muli? Cholid memastikan, yang bakal menggantikan Freddy adalah salah seorang di antara Mursyid atau Kasiyanto. Keduanya selama ini menjadi asisten Freddy. "Soal siapa yang akan naik, kami serahkan kepada mereka. Meski demikian, kalau nanti dibuka kursus lisensi B, Mursyid harus mendaftar karena dia baru punya lisensi C," tuturnya. (nar/ko)
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/19/2008 05:34:00 PM 0 komentar
Putu Gede Ngotot Bertahan
ENAM pemain telah diberi status bebas oleh pengurus Persebaya. Tapi, hanya lima pemain yang sudah memegang surat keluar dari klub berjuluk Green Force tersebut. Bahkan, Fachrudin langsung menunjukkan surat itu kepada wartawan. ''Ini surat keluar saya,'' katanya singkat. Satu-satunya pemain yang belum mengantongi surat keluar adalah gelandang bertahan I Putu Gede. Mantan kapten Arema Malang itu mengatakan belum dapat surat keluar karena dirinya masih merasa menjadi pemain Persebaya. Alasannya, pembicaraannya dengan pengurus Persebaya mengalami jalan buntu. ''Saya masih pemain Persebaya. Kalau ada latihan, saya juga akan berlatih,'' ujar pemain berumur 35 tahun tersebut. Dia merasa tidak layak dikeluarkan dari Persebaya. Sebab, menurut dia, dalam klausul kontrak tidak ada yang menyatakan pengurus bisa mengeluarkan pemain tanpa alasan jelas. ''Saya ingin menyelesaikan kontrak di Persebaya sampai akhir musim,'' ucapnya.Namun, ketika dikonfirmasi, Ketua Harian Persebaya Cholid Ghoromah membantah pernyataan Putu. Dia menyatakan, sama seperti lima pemain lain, Putu sudah diberi status bebas dari Persebaya. ''Saya tegaskan, status Putu sudah dilepas dari Persebaya. Sama dengan lima pemain lain,'' serunya. Mengenai surat keluar, Cholid menuturkan, pengurus sudah membuatkannya dan dia bisa mengambilnya sewaktu-waktu. Cholid mengakui pembicaraan pengurus dengan Putu memang menemui jalan buntu. Tapi, keputusan mengenai Putu sudah jelas. ''Pemain yang akan dilepas diberi kompensasi gaji selama sebulan. Pemain minta dua bulan dan akhirnya kami penuhi,'' tuturnya. ''Tapi, Putu malah malah minta tambah sebulan lagi. Itu kan namanya sudah tidak benar,'' lanjutnya. Kalau dihitung, Putu bisa menerima Rp 132 juta jika gajinya dibayar selama tiga bulan sebagai kompensasi. Dia menambahkan, kalau keinginan Putu dituruti, yang lain juga harus menerima sama dengan dia. Tapi, yang lain sudah menerima keputusan kompensasi dua bulan gaji itu. Mengenai klausul kontrak yang dijadikan tameng Putu menolak angkat kaki dari Persebaya, Cholid pun mengungkapkan argumennya. ''Putu menggunakan pasal 14. Tapi, pengurus punya pasal 15 yang menerangkan, pengurus bisa memutus kontrak pemain dengan kompensasi gaji sebulan,'' urainya.
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/19/2008 05:32:00 PM 0 komentar
Belum Tentu Tampil Sepenuh Hati
SURABAYA - Anggota tim Persebaya resmi berkurang sejak kemarin (19/12). Sebab, pelatih Freddy Muli dan kelima pemain yang dilepas pengurus berpamitan terhadap seluruh pemain di mes Persebaya kemarin. Acara perpisahan itu berlangsung cukup sederhana dan mengharukan. Sebagian besar pemain berkumpul di lantai dua ruang fitness mes Persebaya. Tak terkecuali lima pemain yang kontraknya diputus tersebut. Namun, saat itu Bejo Sugiantoro, Fachrudin, Kurnia Sandy, Anang Ma'ruf, dan Rustanto Sriwahono berdiri berjajar di dekat kaca jendela ruang tersebut, berpisah beberapa meter dari para pemain lain. Seolah tak merasakan apa yang sedang terjadi, para pemain masih bergurau satu sama lain. Tapi, suasana langsung hening ketika Freddy mulai mengungkapkan pesan-pesan."Terima kasih. Selama bersama, kita sudah kompak dan bermain cukup solid," tutur Freddy sambil bersandar santai di meja biliar ruang tersebut. Dia menyatakan bahwa hasil yang telah dicapai Persebaya sejauh ini tak lepas dari kontribusi semua elemen tim. Freddy tak lupa berpesan kepada seluruh pemain yang masih berbaju Persebaya agar tetap bermain maksimal. "Tetap berjuang maksimal dan bersaing dengan sehat," ujarnya. Apalagi, lanjut dia, jika nanti ada perekrutan pemain baru. Dia menyebut menjadi bagian Persebaya merupakan suatu pilihan. Semua pemain harus berani mempertanggungjawabkan setiap keputusan. "Kalau kalian masih ingin bermain, harus maksimal," terang mantan pelatih PSMS Medan itu. Sebenarnya, secara pribadi Freddy berat untuk meninggalkan Persebaya. "Kalau dari hati nurani, saya berat berpisah dengan kalian," ungkapnya. Tapi, Freddy harus tetap berlaku sebagaimana pelatih profesional.Setelah Freddy berkata-kata, Bejo mulai angkat bicara. Selain mewakili empat rekan lain untuk meminta maaf kepada seluruh anggota klub, dia menjelaskan bahwa para pemain harus tetap berupaya keras.Dia tidak ingin problem dana di tubuh Persebaya berlarut-larut dan mengganggu konsentrasi pemain. "Biar kami-kami saja yang harus menerima kenyataan ini," ucap Bejo. Pemain kelahiran 1977 itu menyatakan sebenarnya berat untuk lepas dari tim yang pernah membesarkannya tersebut. Mendengar semua ungkapan Freddy dan Bejo membuat pemain lain bersedih. Taufik salah seorangnya. Bahkan, dia meneteskan air mata saat perpisahan itu. "Kami sebenarnya berat menerima kenyataan ini," katanya. Sementara itu, penyerang asing asal Brazil Jairon Feliciano mengakui bahwa tidak pernah ada yang menginginkan kondisi tersebut. Dia kecewa dengan kondisi itu. Bahkan, dia menyebutkan bahwa diputusnya kontrak sejumlah pemain bisa berpengaruh pada kekompakan tim. Sebab, menurut dia, sebelumnya kekompakan tim tidak hanya terjadi di dalam lapangan, tapi juga di luar. "Saya pun belum tentu akan bermain dengan sepenuh hati nanti," tambah Jairon yang diterjemahkan oleh Anderson da Silva.
Diposting oleh fahmi setyansah amari di 12/19/2008 05:30:00 PM 0 komentar