CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

About Me

Foto Saya
fahmi setyansah amari
saat ini masih aktif sebagai mahasiswa unair di fakultas ekonomi dan bisnis tepatnya jurusan d3 manajemen perkantoran
Lihat profil lengkapku

ini pak pelatih

ini pak pelatih
Divaldo Aves

sriker andalan

sriker andalan
Barisic

Rabu, 22 April 2009

Tidak Merasa Kalah


Posisi Puncak Green Force Lepas
MALANG - Persebaya Surabaya akhirnya harus merelakan puncak klasemen Kompetisi Divisi Utama Ligina Wilayah Timur. Ironisnya, posisi itu jatuh ke tangan Persema Malang yang mengalahkannya dengan skor 1-0 (0-0) pada pertandingan di Stadion Gajayana, Malang, kemarin (16/4).

Gol semata wayang tim berjuluk Laskar Ken Arok itu disumbangkan oleh tukang gedornya asal Sierra Leone Brima Pepito Sanusie pada menit ke-77. Tambahan tiga angka tersebut membuat Persema unggul tiga poin atas Persebaya.

Setelah pertandingan tersebut, tim yang dipoles Subangkit itu mengemas 46 poin, unggul tiga angka atas Green Force, julukan Persebaya.

Setiap kekalahan tentu menyedihkan bagi setiap tim. Namun, kekalahan melawan Persema itu dianggap sebagai kekalahan yang paling menyakitkan oleh kubu Persebaya. Sebab, gol tunggal Persema yang bersarang ke gawang Persebaya yang dikawal Endra Prasetya itu berbau kontroversi.

''Jelas saja kami merasa sakit hati kalah dengan cara seperti ini. Bagaimana Persema bisa masuk Super Liga (Indonesia Super League, Red) kalau hanya mengandalkan wasit," kecam Indah Kurnia, manajer Persebaya.

Senada dengan Indah, pelatih Persebaya Arcan Iurie mengungkapkan kekesalannya atas hasil itu. ''Saya tidak merasa kalah. Anak-anak sudah berjuang dan bagi saya merekalah pemenangnya,'' tegasnya.

Gol itu sempat membuat Syamsudin Linta, yang memimpin laga tersebut, menghentikan pertandingan selama lima menit karena pemain Persebaya memprotes.

Setelah gol itu, Endra Prasetya dkk langsung berlari ke arah bench. ''Kami tidak berniat mogok. Anak-anak hanya menenangkan diri karena shock atas gol itu,'' papar Indah.

Sejatinya, pertandingan berjalan seru. Persema memang lebih menguasi laga. Tercatat, empat peluang matang berhasil mereka ciptakan. Tapi, hanya satu yang berbuah gol. Sejak menit awal, Persema, yang memang membutuhkan kemenangan untuk mengudeta Persebaya itu, bermain lebih. Itu pun berbau kontroversi.

''Anak-anak bermain bagus dan melaksanakan instruksi dengan baik. Sayang, kami tidak beruntung dan hanya bisa buat satu gol,'' papar Subangkit.

Tapi, Persebaya juga mampu beberapa kali merepotkan pertahanan Persema yang digalang Aris Budi Prasetya. Mungkin, kejadian ketika pemain Persebaya harus mendorong bus yang mogok sebelum berangkat ke Malang pada 14 April lalu menjadi isyarat kekalahan mereka. Saat hal itu ditanyakan kepada Iurie, dia hanya diam.

0 komentar: